Jumat, 30 Oktober 2009

JERRY FAIZ FIZRIANSYAH 41509110075

Prototyping Model

Keungggulan :

· Adanya kominuikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan

· Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan

· Pelangggan berperan aktif dalam pengembangan sistem

· Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

· Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya

Kelemahan :

· Ketidaksadaran user bahwa ini hanya suatu model awal bukan model akhir

· Pengembang kadang-kadang membuat implementasi yang sembarangan.

· Teknik dan tools yang tidak optimal pada prototipe yang akan tetap digunakan pada softare Model Build dan Fixed

Dalam hal ini model yang paling sederhana pengembangan perangkat lunak, produk ini dibangun dengan persyaratan minimal, dan umumnya tidak ada spesifikasi usaha maupun desain, dan pengujian yang paling sering diabaikan. Ini merupakan representasi dari apa yang terjadi di banyak proyek-proyek pengembangan perangkat lunak. Perlu diketahui bahwa cara ini tidak hanya melakukan kontra-contoh: ia memiliki keuntungan dalam beberapa situasi


Keuntungan

biaya sangat efisien untuk proyek-proyek kecil terbatas komplesitasnya

Kekurangan

# Pendekatan tidak memuaskan untuk produk ukuran yang masuk akal.
# Biaya yang lebih tinggi untuk proyek yang lebih besar.
# Produk tidak akan dikirimkan tepat waktu sebagian besar kali.
# Sering menghasilkan produk dengan kualitas rendah secara keseluruhan.
# Tidak ada dokumentasi yang dihasilkan.
# Pemeliharaan dapat menjadi sangat sulit tanpa spesifikasi dan desain dokumen.

Linier suqeuntial model

dan proses langsung model (lihat Gambar 1). Mengikuti sistem analisis rekayasa
mana persyaratan dialokasikan untuk setiap elemen dari suatu sistem lengkap, pengembangan perangkat lunak
proses berjalan melalui langkah-langkah yang dialokasikan menganalisis persyaratan dan menggolongkan mereka dalam
segi fungsional, kinerja, antarmuka dan persyaratan yang berkaitan dengan keselamatan.setelah tahap ini adalah lengkap
desain tingkat dibangun dan kode yang dihasilkan.pengujian kemudian dilakukan pada versi kode final
1. Linear sequential model (classic life cycle / model cycle)

Untuk memahami RPL, kita perlu melihat sejarahnya yang dimulai dari model yang disebut Linear sequential model (classic life cycle / model cycle), model yang paling luas dipakai dan tertua, meliputi:

�€¢ System / information engineering (rekayasa dan pemodelan sistem): Berkaitan pengumpulan kebutuhan (requirement gathering) pada level sistem dengan sejumlah kecil analisis serta top desain.
�€¢ Analisis : kebutuhan PL, proses requirement gathering diintesifkan dan difokuskan, khususnya pada PL. Untuk memahami sifat program yang dibangun, analis harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan interface yang diperlukan. Kebutuhan sistem maupun PL didokumentasikan dan direview bersama user.
�€¢ Desain : fokus pada 4 hal : desain database, arsitektur PL, interface, dan algoritma prosedural. Proses desain menerjemahkan kebutuhan ke dalam representasi PL sebelum dimulai coding.
�€¢ Coding : menerjemahkan desain ke dalam bahasa yang dimengerti mesin.
�€¢ Testing : fokus pada :
o Logika internal PL : memastikan bahwa semua statement telah diuji
o Fungsi eksternal : mengarahkan testing untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang diberikan akan menghasilkan output sesuai yang diinginkan.
�€¢ Maintenance: Proses Pemeliharaan PL.

Kelemahan model :
�€¢ Meskipun mengakomodasi iterasi, model linier melakukannya secara tidak langsung sehingga perubahan-perubahan dapat menyebabkan keraguan saat tim proyek berjalan
�€¢ Jika user sulit menyatakan semua kebutuhannya secara explisit, model ini sulit mengakomodasi ketidakpastian itu
�€¢ User harus bersabar karena hasil baru bisa dinikmati setelah testing (akhir waktu). Jika ada kesalahan besar yang tidak terdeteksi sampai program yang bekerja tersebut dikaji ulang, bisa menjadi petaka.

�€¢ Pengembang sering melakukan penundaan yang tidak perlu. Anggota tim harus menunggu anggota tim lain selesai mengerjakan tugasnya yang mempunyai keterkaitan dan ketergantungan tinggi.

Meski memiliki kelemahan, model ini masih lebih baik daripada pendekatan yang sembarangan.
Contoh : model Waterfall terdiri dari fase investigasi -> analisis -> desain -> implementasi (coding) -> testing -> maintenance.
(gambar1)
analis->tngkat tinggi desain->kode->pengujian

Tidak ada komentar:



















Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta City, DKI Jakarta, Indonesia
Jerry